A.
Pendahuluan
Manusia secara bahasa disebut juga insan
yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti
lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata
insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan
jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru
disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata
dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas
dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan hakekat
manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan
mahluk yang lain.[1]
Pada kesempatan
kali ini pemakalah membahas manusia dalam berbagai perspektif ; Ilmu
pengetahuan, Filsafat dan Islam. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan
ini dan hubungannya dengan filsafat pendidikan islam adalah sebagai dasar bagi
perumusan tujuan pendidikan dan memberi gambaran pendekatan yang harus ditempuh
dalam proses belajar mengajar dan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
pendidikan. Hal ini pentig, mengingat manusia dalam kegiatan pendidikan
merupakan subjek dan objek yang terlibat di dalamnya.
B.
Pembahasan
1.
Manusia Menurut Pandangan Ilmu Pengetahuan
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan
di alam semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa
dipisahkan dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui
proses evolusi. Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi
empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra
manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942
yang dinamakan fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat
manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut
pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia
purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil
jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya
ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
Keempat, manusia
modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan
nalarnya.
Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya,
yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan
didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak
pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia
dibanding dengan mahluk lain.
Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi merupakan
mahluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu
berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang.
Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah
dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memlikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
instinctif.
Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai
kelebihan.kelebihan itu membedakan manusiadengan makhluk lainnya. Kelebihan
manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di
darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang
yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun
tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa meampaui manusia.
Diantara karakteristik manusia adalah :
a.
Aspek Kreasi
b.
Aspek Ilmu
c.
Aspek Kehendak
2.
Manusi menurut pandangan filsafat
Setidaknya
ada empat pandangan yang berbicara mengenai hakikant manusia dalam pandangan filsafat:
a.
Aliran serba Zat
Menyatakan
bahwa hakikat manusia adalah zat atau materi. Dari proses kejadiannya, yakni
bertemunya sperma laki-laki kedalam sel telur perempuan yang kemudian menjadi
janin dan lahir ke dunia. Aliran ini mengatakan bahwa apa yang disebut ruh atau
jiwa, pikiran, perasaan (tanggapan, kemauan, kesadaran, ingatan, khayalan,
asosiasi, penghayatan dan sebagainya) dari zat atau materi yaitu sel-sel tubuh[3].
Kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya juga berasal dari materi (Pandangan
Materialistis). Hal-hal yang bersifat ukhrowi (akhirat) dianggap sebagai khayalan
belaka.
b.
Airan Serba Ruh
Merupakan
lawan dari aliran serba zat. Mereka mengatakan bahwa yang ada dalam manusia
sebenarnya adalah ruh. Sedang zat hanya manifestasi ruh di dunia ini. Hal ini
berdasarkan bukti bahwa ruh lebih tinggi nilainya daripada zat.
c.
Aliran Dualisme
Merupakan
aliran yang mencoba menggabungkan kedua aliran sebelumnya. Mereka berpendapat
bahwa manusia adalah makhluk dualisme, terdiri dari ruh dan badan (Zat). Antara
keduanya terjadi hubungan kausalitas. Ruh dan badan berbeda dan tidak
bergantung satu sama lain. Degan artian ruh tidak berasal dari badan, begitu
pula sebaliknya.
d.
Aliran Eksistensialisme
Aliran
yang terakhir ini terfokus kepada mana yang merupakan eksistensi atau wujud
dari manusia, apa yang menguasai manusia secara menyeluruh, dan cara beradanya
manusiadi dunia ini. Aliran ini berbeda dari tiga aliran sebelumnya. Aliran ini
timbul dari pemikiran para ahli filsafat moderen.
3.
Manusia menurut pandangan agama
Menurut
islam, bukan sekedar ‘Homo Erectus Berkaki Dua’ yang dapat berbicara dan
berkuku lebar. Akan tetapi manusia menurut pandangan islam dapat kita lihat
dari al-Qur’an dan al-hadist.
Pertama, al-Qur’an menyebut manusia dengan Insan. Insan
(jamaknya al Nas) dapat di lihat dari banyak asal kata. Insan di lihat
dari anasa artinya melihat (QS 20:10), mengetahui (QS 4:6), dan meminta
izin (QS 24:27). Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan penalaran manusia. Ia
dapat mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, mengetahui benar dan salah,
dan terdorong untuk meminta izin menggunakan sesuatu yang bukan miliknya.
Sedang insan dilihat dari kata nasiya berarti lupa, yang berkaitan
dengan kesadaran manusia. Jika dilihat dari asal kata al-Uns atau
anisa berarti jinak. Dapat disimpulkan bahwa manusia pada dasarnya memiliki
kaitan erat dengan pendidikan jika di artikan dengan anasa, sebagai
makhluk yang pelupa, dan sebagai makhluk yang tidak liar serta memiliki tata
aturan etik, sopan santun dan berbudaya.
Kedua, Alqur’an juga menyebut manusia sebagai basyar. Pemakaian kata
basyar di beberapa tempat dalam alqur’an seluruhnya memberikan pengertian bahwa
yang dimaksud dengan kata tersebut adalah anak adam yang bisa makan dan
berjalan di pasar-pasar, dan di dalam pasar itu mereka saling bertemu atas
dasar persamaan[4]. Dengan demikian kata basyar mengacu pada aspek lahiriyah manusia
_bentuk tubuh, makan, minum dan kemudian mati (QS 21:34-35). Sebagaimana di
dalam alqur’an disebutkan sebagai jawaban pertanyaan yang dilontarkan kepada rasulallah
SAW yang artinya sebagai berikut:
Katakanlah:
sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku :
“bahwa sesungguhnya tuhan kamu itu tuhan yang esa”. Barang siapa yang mengharap
perjumpaan dengan tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang salehdan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada tuhannya”.
Dari
kedua kata di atas insan dan basyar menunjukan dua dimensi manusia. Kata insan
menunjukan kepada kualitas pemikiran dan kesadaran, sedang kata basyar
digunakan untuk menunjukan pada dimensi alamiah manusia, yang menjadi ciri
pokok manusia pada umumnya, seperti makan, minum dan kemudian mati.
Lebih
lanjut, pandangan islam mengenai proses kejadian manusia dapat dilihat dalam
surat al-Mukminun 12-14:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ
12. Dan
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Dan
juga surat ash-Shad ayat 72
#sÎ*sù ¼çmçG÷§qy àM÷xÿtRur ÏmÏù `ÏB ÓÇrr (#qãès)sù ¼çms9 tûïÏÉf»y ÇÐËÈ
72. Maka apabila Telah Kusempurnakan
kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya".
Di
dalam al_Hadit juga dijelaskan mengenai proses kejadian manusia, Rosulallah SAW
bersabda: “Bahwasannya seorang kamu dihimpunkan kejadiannya di dalam perut
ibu selama 40 hari, kemudian merupakan laqah (segumpal darah) seumpama demikian
(selama 40 hari), kemudian merupakan mudgatan (segumpal daging) seumpama
demikaian (selama 40 hari). Kemudian allah mengutus seorang malaikat, maka
diperintahkan kepadanya (malaikat) empat perkataan dan dikatakan kepada
malaikat engkau tuliskanlah amalnya, dan rizkinya dan azalnya, dan celaka atau
bahagianya. Kemudian ditiupkanlah kepada makhluk itu ruh” (H.R Bukhari)
Di
sini dapat dikatakan bahwa manusia terdiri dari dua substansi yaitu materi yang
berasal dari bumi dan ruh yang berasal dari tuhan. Berbeda dari malaikat yang
hanya merupakan makhluk ruhaniyah (bersifat ruh semata) dan hewan, makhluk yang
bersifat jasad material.
C.
Penutup
Demikianlah
berbagai pandangan mengenai manusia yang sekiranya dapat membantu di dalam
perumusan dasar tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan di awal. Dari bahasan
ini semoga dapat bermanfaat bagi kita untuk selalu erkaca diri bahwa betapa
tinggi posisi kita di alam ini, yang kemudian dapat kita aplikasikan di setiap
kegiatan untuk selalu berbuat yang terbaik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
makasih ya .. sangat bermanfaat
Post a Comment