PENDAHULUAN
Masalah pendidikan bukan masalah yang sepele , karena pendidikan memiliki
peran yang sangat strategis dan krusial dalam mendukung dan bahkan dalam
mempercepat pembentukan masyarakat madani demokratis berkeadaban yang menjadi
salah satu karakter terpenting masyarakat madani Indonesia.[1] Menurut azyumardi azra, peran pendidikan
adalah mempersiapkan anak bangsa, baik secara indipidual maupun sosisal, agar
memiliki kemampuan , keterampilan, etos dan motivasi untukberpartisipasi aktif
dalam aktualisasi dan institusionalisasi masyarakat madani.[2]
Terlepas dari semua itu, kebanyakan orang tidak sesuai menilai tujuan
pendidikan yang ada atau bahkan mungkin tidak mengetahuinya. Dalam peraturan
pemerintah republic Indonesia no 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan bab 2 pasal 4, standar pendidikan nasional bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.[3] Agak
berbeda menurut prof.DR. Azyumardi azra, tujuan akhir pendidikan adalah
mempersiapkan indipidu anakl didik dan warga masyarakat yang m emiliki
kemammpuan untuk mengaktualisasikan, melembagakan dan mengembangkan masyarakat
madani Indonesia.[4]
Lantas, bagaimanakah tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an yang menjadi
pedoman serta pegangan umat islam dalam kesehariannya?
PEMBAHASAN
#x»yd ×b$ut/ Ĩ$¨Y=Ïj9 Yèdur ×psàÏãöqtBur úüÉ)GßJù=Ïj9 ÇÊÌÑÈ
“Ini
adalah penerang bagi seluruh manusia dan petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa” (QS. Al- Imran : 138)
dalam ayat diatas “Ini adalah penernang bagi seluruh manusia” memberi
kesan kepada manusia secara umum untuk menerima dari penjelasan tentang
ayat-ayat tuhan yang terhampar dibumi, baik yang tampak maupun yang taktampak,
sehingga keragu-raguan manusia dalam mempelajari semua kejadian dialam raya
dapat ditemukan (terjawab) dan berganti menjadi pemahaman yang sempurna tentang
sunatullah.
Pernyataan Allah: “Ini adalah penerang bagi seluruh manusia” juga
mengandung makna bahwa allah tidak menjatuhkan sanksi kepada sebelum manusia
mengetahui sanksi itu.dia tidak mendadak manusia dengan siksanya, karena ini
adalah petunjuk jalan bagi peringatan. “Dan petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa” selain untuk manusia secara
umum ayat ini juga menunjukan bahwa penerangan yang diberikan tuhan dikhususkan
pula untuk orang-orang yang bertaqwa, berfungsi sebagai petunjuk bagi yang
memberi bimbingan (masa kini dn akan datang) menuju arah yang benar. Yaitu bagi
orang-orang yang bertakwa, sehingga tidak heran diantara mereka ada yang mampu
mengambil hikmah, dan pelajaran dari sunatullah yang berlaku dalam masyarakat.[5]
wur (#qãZÎgs? wur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur tböqn=ôãF{$# bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman.
Ayat ini berkenaan tentang peristiwa kekalahan diperng uhud sehingga
mereka banyak yang merasa lemah dan bersedih padahal semua itu adalah
sunatullah dan allah memberikan hiburan kepada mereka dengan kalimat “padahal
kamulah orang-orang yang tinggi derajatnya” dan yang menerima derajat yang itu
bagi mereka yang tetap beriman kepada allah dn rasulnya.
Ó£JptC ãAqߧ «!$# 4 tûïÏ%©!$#ur ÿ¼çmyètB âä!#£Ï©r& n?tã Í$¤ÿä3ø9$# âä!$uHxqâ öNæhuZ÷t/ ( öNßg1ts? $Yè©.â #Y£Úß tbqäótGö6t WxôÒsù z`ÏiB «!$# $ZRºuqôÊÍur ( öNèd$yJÅ Îû OÎgÏdqã_ãr ô`ÏiB ÌrOr& Ïqàf¡9$# 4 y7Ï9ºs öNßgè=sVtB Îû Ïp1uöqG9$# 4 ö/àSè=sVtBur Îû È@ÅgUM}$# ?íötx. ylt÷zr& ¼çmt«ôÜx© ¼çnuy$t«sù xán=øótGó$$sù 3uqtFó$$sù 4n?tã ¾ÏmÏ%qß Ü=Éf÷èã tí#§9$# xáÉóuÏ9 ãNÍkÍ5 u$¤ÿä3ø9$# 3 ytãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# Nåk÷]ÏB ZotÏÿøó¨B #·ô_r&ur $JJÏàtã ÇËÒÈ wur (#qãZÎgs? wur (#qçRtøtrB ãNçFRr&ur tböqn=ôãF{$# bÎ) OçGYä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÌÒÈ
Ayat diatas menurut sayid Quthub begitu mengagumkan, Al-Qur’an dalam
menggambarkan keadaan orang-orang pilihan, sangatlah indah dalam menggambarkan
keadaan dan sifat kelompok terpilih ini, yaitu dengan cuplikan kalimat ”Mereka
keras terhadap orang-orang kafir,namun kasih sayang antar mereka” dan
cuplikan yang menggambarkan mereka dalam ibadah yaitu “engkau melihat mereka
ruku dan sujud” lalu yang menggambarkan hati mereka yaitu dengan kalimat “mencari
karunia allah dan keridhoan-Nya” selanjutnya yang menggambarkan dampak
serta arah ilahi yang dituju , yaitu “tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud”
Setiap orang mempunyai potensi berupa kekuatan, namun yang menjadi
perbedaan adalah orang saleh akan menggunakan kekuatan dan potensinya dengan
tepat, bila dibandingkan dengan potensi yang diberikan kepada orang –orang yang
ingkar pada allah itu pasti disalah gunakan. Oleh karena itu sarana-sarana yang
berada di dunia ini merupakan ranhmat bagi orang-orang orang-orang yang
menggunakannya dengan baik.
Sarana yang ada didunia ini bagi orang saleh akan menjadi hubungan
dirinya dengan allah semakin harmonis dan ini ditandai dengan mereka mendirikan
shalat, dan juga hubungan mereka dengan sesame manusia semakin baik ini
ditandai dengan menunaikan zakat.
Amar ma’ruf dan nahyi munkar dipandang sebagai landasan untuk membangun
masyarakat yang aman dan sehat. Orang-orang yang saleh tidak akan
menyia-nyiakan pemberian allah berupa kekuatan, kemudian ia mendirikan shalat,
membayar zakat serta mengerjakan amar ma’ruf dan nahyi munkar.sebagai mana
firman-Nya:
$tBur tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B Îû ÇÚöF{$# (#qãB$s%r& no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4q2¨9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ (#öqygtRur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã ÍqãBW{$# ÇÍÊÈ
(yaitu) orang-orang yang
jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Pada poin ini (Amar ma’ruf dan nahyi munkar) tentunya dengan menggunakan kelembutan atau cara yang
efektif terhadap sebuah masalah, muingkin kita dapat mengambil contoh ketika
Rasulallah Saw suatu ketika didatangi oleh seorang pemuda dan ia berkata “Wahai
Rasulallah! Izinkan saya berzina” mendengar permintaan itu orang-orang
berteriak dan memprotesnya, tetapi Rasulallah dengan tenang berkata ”mendekatlah
kemari anak muda” anak muda itupun mendekat dan duduk dihadapan rasulallah,
kemudian rasul berkata dengan lemah lembut “apakah kamu suka jika ibumu
dizinahi orang?” anak muda itupun menjawab “tentusaja tidak, semoga kau
menjadi tebusanmu!” rasulpun berkata, “ begitu juga , orang lainpun
tidak suka jika ibunya diperlakukan seperti itu” kemudian, beliau bertanya
lagi kepada pemuda itu: Apakah ia suka kalau anak perempuanya dijinahi
orang. Anak muda menjawab “tidak” maka rasulpun mengatakan bahwa
orang lainpun tidak suka kalau anak perempuannya dizinahi orang, rasul bertanya
lain padanya: bagai mana kalau yang dizinahi saudara perempuanmu? Maka
pemuda itu menjawab “tidak” (seraya menyesali dan menyadari jika
permintaannya untuk berbuat zina itu salah). Kemudian rasul meletakan tangannya
kedada anak muda tadi seraya berdoa untuknya “ya Allah! Sucikanlah hatinya, ampunilah
dosanya, dan jagalah agar ia tidak terkena kotoran perbuatan keji” sejak
saat itu yang paling dibenci pemuda itu adalah perbuaatan zina.[6]
Dalam pembahasan yang disebutkan diakhir ayat mengatakan: “ Dan kepada
allah semua urusan kembali” fase ini berarti karena semua awal kekuatan dan
kemenangan adalah dari sisi allah maka akhir segala sesuatu akan kembali juga
pada-Nya.
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
Disisni menyebutkan kata zin didahulukan dari kata insan karena jin lebih
dahulu diciptakan dari pada manusia. Thabathabai memahami huruf lam pada ayat
ini diartikan Agar supaya, yakni tujuan penciptaan manusia dan jin
adalah untuk menyembah –Ku. Beliau berpendapat demikaian karena penciptaan
pasti ada tujuan, sehingga kata tujuan atau agar supaya adalah sesuatu yang
digunakan oleh yang bertujuan itu untuk menyempurnakan apa yang belum sempurna
baginya atau menanggulangi kebutuhan atau kekurangannya. Tenti saja hal
ini mustahil bagi allah. Ibadah adalah
tujuan dari penciptaan manusia dan kesempurnaan yang kembali kepada penciptaan
itu.
Bila kita kaji kembali pembahasan yang panjang diatas dapat kita
ambil kesimpulan, bahwa tujuan dari
pendidikan menurut alqur’an yaitu:
- mendidik jiwa tauhid agar tumbuh rasa kehambaan ytang tinggai terhadap allah. Ini dibuat dengan membawa manusia berfikir tentang kebesaran allah, kuasa allah, kehebatan allah, kebaikan dan rahmat allah serta nikmatnya.
- mendidik hati agar rasa rindu dengan syurga allah, rahmat dan kemampuan allah , bantuan allah dll. Semua itu di lakukan dengan menyebutkan khabar-khabar gembira tentang perkara-perkara tersebut.
- mendidik iman dan taqwa dihati
- mendidik manusia agar melakukan amal saleh dan berakhlak mulia. Untuk itu al-Qur’an banyak menceritakan sejarah hidup para nabi, rasul dan orang-orang saleh yang patut dijadikan panduan hidup manusia.
- mendidik manusia agar menghindari sift-sifat jahat dan agar selamat dari api neraka.
- mendidik manusia agar memiliki sikap hidup yang
khusus sebagai seorang islam, agar selamat dunia dan akhirat.
PENUTUP
Al-Qur’an meletakan kedudukan manusia sebagai khalifah allah dimuka
bumi(al-Baqarah:30) esensi makna khalifah adalah orang yang diberi amanah oleh
allah untuk memimpin dan mengelola alam, dalam hal ini manusia bertugas untuk
memelihara dan memanfaatkan alam guna mendatangkan kemaslahatan bagi manusia.
Agar manusia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah secara
maksimal, maka sudah semestinyalah manusia itu memiliki potensi yang menopang
untuk terwujudnya jabatan sebagai khalilfah tersebut.
[1]
Menuju masyarakat madani, karangan frop. DR. Azyumardi azra, 1999,
Bandung, Rosda karya.
[2]
Prof. DR. Azyumardi azra, paradigma baru pendidikan nasional, hal xxi
[3]
pp-19-2005-standar-nasional-pendidikan.wpd
[4]
Op. Cit, hal xxi
[5]
M. Qurais Sihab, Tafsir Al- Misbah Jilid 2, hal 225
[6]
Allamah Faqih Imani, tafsir nurul Qur’an, jilid 10, hal : 334-335
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment