Manusia selalu dihadapi berbagai masalah dalam hidupnya.
Jarang sekali orang dapat melewatkan waktunya tanpa menghadapi suatu masalah,
besar atau kecil. Dan untuk mengantisipasi semua itu maka para ilmuan
mengadakan penelitian untuk mengetahui darimana, sejauh mana, dan bagaimana cara menyelesaikan
masalah tersebut..
Pembahasan
A.
Sumber masalah
Seperti yang telah dikemukakan penelitian pada dasarnya
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain untuk
memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus
selalu berangkat dari masalah.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,
antara aturan dengan pelaksanaan, dan antara rencana dengan pelaksanaan.
Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat
diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan
kenyataan, antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan, adanya
pengaduan,dan kompetisi[1].
Sekurang kurangnya ada tiga sumber awal untuk memperoleh tema mengenai
suatu permasalahan penelitian, yaitu:
a. Diri
sendiri
Yaitu dengan mendasarkan pada pengetahuan dari pengalaman
ataupun pengamatan diri sendiri terhadap hal yang dapat dijadikan permasalahan
penelitian.
b. Orang
lain
Yaitu mendasarkan pada
pengetahuan dari pengamatan atau pengalaman orang lain mengenai hal yang
dapat dijadikan permasalahan penelitian. Seperti dengan cara bertukar pikiran
dalam suatu diskusi dengan orang-orang yang ahli dalam hal tertentu.
c. Tulisan
atau karangan ilmiyah
Yaitu dengan membaca secara kritis berbagai tulisan atau
karangan ilmiah, maupun laporan hasil penelitian mengenai hal yang dapat
dijadikan focus perhatian penelitian[2].
B.
Pemilihan
masalah
Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap penting dalam
melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang
dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Memilih masalah juga merupakan hal yang tidak mudah karena tidak adanya panduan
yang baku. Sekalipun demikian dengan adanya latihan dan kepekaan ilmiyah,
pemilihan masalah yang tepat dapat dilakukan.
Apabila akan mencari dan memilih masalah atau focus
penelitian, jangan didasarkan atas perenungan, lamunan dan coba-coba. Coba
focus ini dan kalau tidak tepat ganti lagi, coba lagi, ganti lagi dan
seterusnya. Untuk memilih dan menentukan focus atau masalah penelitian, (bukan
judul, sebab rumusan judul bias ditentukan kemudian), hendaknya bertolak dari
bidang keahlian kitaatau bidang keahlian peneliti. Setiap bidang keahlian
memiliki segi teoritis atau dasar keilmuannya, dan segi praktis atau aplikasi
dari teori tersebut.[3]
a. Dapat
dilaksanakan.
Tentu sebelum kita menentukan masalah terlebih dahulu kita
melihat apakah kita bias melakukan penelitian dengan masalah yang akan kita
pilih
b. Jangkauan
penelitian
Apakah masalah cukup memadai untuk diteliti? Apakah jumlah
variabernya sudah cukup? Apakah jumlah datanya sudah cukup untuk dilaporkan
secara tertulis?.
c. Keterkaitan
Apakah kita tertarik dengan masalah tersebut dan cara
pemecahannya? Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar
belakang pengetahuan atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan penelitian
dengan masalah tersebut apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi
pengembangan diri kita.
d. Nilai
teoritis
Apakah masalah yang akan kita teliti akan mengurangi adanya kesenjangan teori yang
ada, apakah pihak-pihak lain, seperti pembaca atau pemberi dana akan mengakui
kepentingan studi ini? Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan
sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari dan apakah hasil
penelitianya layak untuk di publikasikan.
e. Nilai
praktis
Apakah hasil penelitiannya nanti aka nada nilai-nilai praktis
bagi para praktisi dibidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
C.
Rumusan masalah
Rumusan masalah beda dengan masalah. Kalau masalah itu
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan
masalah ini merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan
rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada
masalah.
· Bentuk-bentuk
rumusan masalah penalitian
Seperti telah di kemukakan, rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan di carikan jawabannya melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumsan penelitian masalah ini di kembangkan
berdasrkan penelitian menurut tingkat ekspladasi.bentuk masalah dapat di
kelompokan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
a.
Rumusan masalah
deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah
suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap variabel[5]
mandiri baik hanya satu variable atau lebih(variabel yang berdiri sendiri). jadi
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variable itu pada
sampel yang lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variable yang lain.
b.
Rumusan masalah
komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah
rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau
lebih pada dua atau sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c.
Rumusan masalah
asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah
rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua
variable atau lebih. Terdapat tiga hubungan yaitu; hubungan simetris, hubungan
kausal,dan interaktif/timbal balik.
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable
atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal
maupun interaktif.
2) Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat,
jadi di sini variable independen (variable yang mempengaruhi ) dan dependen (di
pengaruhi)
3)
Hubungan interaktif
Hubungan interaktif Yaitu
hubungan yang saling mempengaruhi, disini tidak di ketahui mana variable
independen dan dependen.
Penutup
Pada dasarnya setiap orang memiliki masalah bahkan orang yang
tidak mempunyai masalah akan dimasalahkan oleh orang lain (hanya orang gila
yang tidak punya masalah). Namun seperti telah dikemukakan bahwa menemukan
masalah yang betul-betul masalah bukan pekerjaan mudah. Oleh karena itu bila
masalah penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan penelitian telah 50%
selesai. Dengan demikian pekerjaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan
penelitian.
[3] Syaodih sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, 2008, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal.270
[4] Sarwono, Jonatha, Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif,
2008, Graha Ilmu, Yogyakarta. Hal 36
[5] Yaitu segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di
peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment