I.
PENDAHULUAN
Adalah suatu hal yang sangat menarik untuk
kembali mempertanyakan tema di atas sehingga dengannya dapat diambil sebuah
pengetahuan yang membuahkan pemahaman yang lebih atasnya.
Pendidikan sebagai sebuah proses
sosialisasi. Keingin-tahuan tentangnya dapat dikaji dengan mengawalinya
memunculkan beberapa pertanyaan, antara lain : apa yang dimaksud dengan
pendidikan dan sosialisasi ? apakah proses sosialisasi itu bermula dari dirinya
(peserta didik) ? atau ia adalah respon dari sesuatu di luar dirinya (keluarga,
masyarakat, atau lingkungan tempat ia beraktivitas) ?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di
atas , selanjutnya akan dipaparkan dalam bab pembahasan yang tentunya hal ini
membutuhkan peran aktif semua untuk mendiskusikannya.
II.
PEMBAHASAN
a. Pengertian Pendidikan Dan Sosialisasi
Menurut Muhibbin Syah, M.Ed. dalam
bukunya ”Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”. Mendefinikan
pendidikan sebagai ”Sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga
orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan”. [1]
Kalau kita mencermati definisi di atas
dijelaskan bahwa pendidikan adalah rangkaian sebuah proses atau bisa jadi
proses itu sendiri yang berimplikasi logis terhadap pengetahuan, pemahaman, dan
juga tingkah laku.peserta didik. Ada hal yang menarik yang dikemukakan oleh DR.
H. Syaiful Sagala, M.Pd dalam bukunya ”Administrasi Pendidikan
Kontemporer” beliau mengatakan ”Pendidikan
mengandung pengertian yang luas dari pengajaran, karena sasaran pendidikan
tidak hnya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih lebih
ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak (peserta didik) secara
menyeluruh”. [2]
Sedangkan sosialisasi dapat dipahami
sebagai sebuah proses pengaruh, dipengaruhi, dan mempengaruhi aktivitas yang
dengannya setiap individu dapat menyesuaikan diri. Walaupun pemahaman tersebut
tersebut tidak memiliki rujukan yang jelas namun hal itu sangat menarik untuk
didiskusikan.
Pemahaman tersebut tetap mengacu pada
sebuah proses yakni sebuah upaya dalam berinteraksi, baik itu interaksi untuk
dipahami atau memahami terhadap suatu objek oleh subjek atau subjek atas objek.
Kalau dikaitkan dalam ranah pendidikan hal ini memberikan pemahaman adanya
proses interaksi antara dirinya dengan dirinya maksudnya adalah upaya untuk
menggali potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk dapat diaktualkan
atau dirinya dengan sesuatu yang berada
di luar dirinya seperti keluarga, masyarakat, dan lingkungannya sehingga
mempengaruhi cara berpikir, memahami, kemudian bertindak.
Satu hal yang perlu untuk dicamkan adalah
bahwa yang menjadi subjek sekaligus objek dalam proses sosialisasi adalah diri,
yang dengannya terbentuk kepribadian yang mencerminkan jati diri yang
termanifestasi dalam aktualisasi diri (tingkah laku).
Dengan penjelasan singkat di atas,
setidaknya dapat menjawab beberapa pertanyaan dalam bab pendahuluan tentang apa
yang diinginkan oleh pendidikan dan sosialisasi. Sedangkan penjelasan atas
pertanyaan selanjutnya adalah bahwa proses sosialisasi memang harus bermula
dari diritanpa menafikan proses yang bersumber dari luar dirinya. Dalam sebuah makalah
”Sosiologi Pendidikan” oleh Gamar Al-Haddar dijelaskan, dimana
menurut hemat penyusun hal tersebut merupakan proses sosialisasi yang merupakan
respon dari sesuatu di luar dirinya. Dalam makalah tersebut dikatan bahwa agen
sosialisasi meliputi : keluarga, teman bermain, sekolah, dan media massa. [3]
Selanjutnya pemaparan agen sosialisasi
tersebut adalah sebagai berikut :
Ø Kelurga merupakan agen
pertama dalam sosialisasi yang ditemui anak pada awal perkembangannya.
Ø Kelompok teman sebaya
sebagai agen sosialisasi di mana si anak akan belajar tentang pengaturan peran
orang-orang yang berkedudukan sederajat.
Ø Sekolah sebagai agen
sosialisasi merupakan institusi pendidikan di mana anak didik selama di sekolah
aspek kemandirian, prestasi, universalisme.
Ø Agen sosialisasi
terakhir adalah media massa di mana melalui media massa sosialisasi pesan-pesan
dan simbol-simbol yang disampaikan oleh berbagai media akan menimbulkan
berbagai pendapat pula dalam masyarakat. [4]
Apa yang dipaparkan di atas sangat
berpengaruh besar dalam kedirian anak didik dalam membentuk kepribadiannya dan
bersikap (tingkah laku).
Untuk selanjutnya sebagai pelengkap makalah
ini, penyusun akan membahas hal-hal yang menjadi sub tema dari materi kali ini
dintaranya, perkembangan kepribadian dan kedirian, kepribadian sebagai faktor
penyebab tingkah laku, dan kedirian dan kepribadian sebagai produk proses
sosialisasi.
b. Perkembangan Kedirian Dan Kepribadian
Menurut Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc dalam
bukunya ”Sosiologi Pendidikan” mengatakan bahwa ”Memahami diri
merupakan awal untuk memiliki percaya diri dan harga diri, dimana selanjutnya
seseorang akan memiliki jati diri yang sebenarnya sebagai seorang manusia”. [5]
Dalam menjelaskan tentang diri
(perkembangan dalam mengenal diri), beliau sebelumnya mengutip sebuah pendapat
dari Shomali, 1996:26, dikatakan bahwa ”salah satu manfaat praktis
dalam mengenal diri adalah memungkinkan seseorang berkenalan akrab dengan
kemampuan-kemampuan dan bakat-bakat pribadinya. Ini amat membantu bagi
seseorang dalam kehidupannya dan dapat mencegahnya, misalnya, dari memiliki
bidang studi atau pekerjaan yang secara inheren tidak sesuai dengan
kemampuan-kemampuan yang Tuhan anugerahkan kepadanya”. [6]
Dari pendapat kedua tokoh di atas, dapat
diambil dua hal yang dengan dua hal tersebut semoga penyusun dapat lebih mudah
untuk dapat memahami perkembangan kepribadian dan kedirian. Yang penyusun
maksud dari dua hal tersebut adalah, pertama, memahami diri adalah
langkah untuk memupuk rasa percaya diri, harga diri, serta jati diri,sedangkan
yang kedua, memupuk rasa percaya diri, harga diri, serta jati diri hanya
bisa dilakukan setelah orang tersebut mampu untuk mengenali kemampuan-kemapuan
dan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.
Harga diri dan percaya diri yang
berkembang sedemikian rupa pada akhirnya memang ditentukan seberapa jauh
persepsi seseorang tentang dirinya, dimana nantinya perilaku ditampilkan dari
percaya diri dan harga diri tersebut menimbulkan penilaian dari orang lain,
hasil akhir dari penilaian orang tersebutlah akan menjadi jati dirinya, oleh
karena itu perkembangan harga diri dan percaya diri akan bermuara pada jati
diri, dimana seterusnya akan memunculkan kepribadian, identitas diri atau
kedirian dan keunikan diri.[7]
Tentang kepribadian, identitas diri, dan
keunikan diri Watloly, 2001:125 menjelaskan bahwa, kepribadian,
yakni manusia dilihat sebagai satu kesatuan objek dengan skala nilai pada
setiap saat. Faktor kepribadian ini juga mempunyai belbagai pengalaman dan unsur-unsur
serta tahap-tahap pembentukannya dari waktu ke waktu. Identitas Diri atau
Kedirian. Hal ini dapat dilihat dari kesatuan historis dan perkembangan
pribadi seseorang yang terlibat dalam proses pembentukannya dari waktu ke
waktu. Sedangkan Keunikan Diri menunjukkan bahwa manusia merupakan
anggota yang unik tiada duanya dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.[8]
c. Kepribadian Sebagai Faktor Penyebab
Tingkah Laku
Kepribadian merupakan sifat dan tingkah
laku yang membedakannya dengan orang lain. dalam pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan hal-hal yang melahirkan atau
membentuk kepribadian yang mana bentukan itu bisa dikarenakan sesuatu yang
berasal dari dalam dirinya (intern) dan juga sesuatu yang membentuk berasal
dari sesuatu di luar dirinya (ekstern). Cuma ada hal yang menarik untuk
dipertanyakan adalah sejauhmana faktor bentukan internal itu tidak akan
terkontaminasi oleh faktor eksternal ? landasan kenapa pertanyaan ini muncul
adalah karena manusia adalah makhluk sosial. Pertanyaan selanjutnya adalah,
secara umum faktor mana, yang lebih dominan membentuk kepribadian manusia ?
faktor internalkah ? atau faktor eksternal ? sehingga kepribadian ini nantinya
akan berimlplikasi logis terhadap tingkah laku.
d. Kedirian Dan Kepribadian Sebagai Produk
Proses Sosialisasi
Untuk mengambil kesimpulan, apakah
kedirian dan kepribadian merupakan produk dari proses sosialisasi, hal tersebut
pasti dengan sendirinya akan terjawab. Dimana sebuah proses yang telah
dilakukan dalam pengenalan diri terhadap dirinya maupun pengenalan diri melalui
sesuatu diluar dirinya adalah sebuah proses sosialisasi.
III.
PENUTUP
Sebagai kesimpulan dari penjabaran yang
telah dikemukakan di atas adalah bahwa sebuah proses pembentukan karakter anak
didik merupakan hasil dari sebuah proses sosialisasi pendidikan, baik
sosialiasi langsung atau tidak langsung, yang pasti selama terjadi interaksi
yang saling pengaruh, dipengaruhi, dan mempengaruhi suatu proses pengenalan
diri, meningkatkan percaya diri atau jati diri dan pambentukan kepribadian akan
terus berlangsung. Selagi ada proses maka semuanya bersifat dinamis, dinamis
berarti terus selalu ada perubahan, dan adalam dunia ciptaan yang abadi
hanyalah perubahan.
[1]. Muhibbin Syah, M. Ed. “Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”. Hal.12.
[2]. DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd
“Administrasi Pendidikan Kontemporer”. Hal. 5
[3]. Gamar Al-Haddar. Dalam Makalah berjudul
“Pendidikan Sebagai Proses Sosialisasi”.
[4]. Orcit.
[5]. Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc. ”Sosiologi
Pendidikan”. Hal. 71
[6]. Idem.
[7]. Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc. ”Sosiologi
Pendidikan”. Hal. 70
[8]. Lihat Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc.
”Sosiologi Pendidikan”. Hal. 70-71
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment