PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH PROSES SOSIALISASI

Posted by Unknown On Tuesday 8 November 2011 0 comments


I.             PENDAHULUAN
Adalah suatu hal yang sangat menarik untuk kembali mempertanyakan tema di atas sehingga dengannya dapat diambil sebuah pengetahuan yang membuahkan pemahaman yang lebih atasnya.
Pendidikan sebagai sebuah proses sosialisasi. Keingin-tahuan tentangnya dapat dikaji dengan mengawalinya memunculkan beberapa pertanyaan, antara lain : apa yang dimaksud dengan pendidikan dan sosialisasi ? apakah proses sosialisasi itu bermula dari dirinya (peserta didik) ? atau ia adalah respon dari sesuatu di luar dirinya (keluarga, masyarakat, atau lingkungan tempat ia beraktivitas) ?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas , selanjutnya akan dipaparkan dalam bab pembahasan yang tentunya hal ini membutuhkan peran aktif semua untuk mendiskusikannya.

II.          PEMBAHASAN
a. Pengertian Pendidikan Dan Sosialisasi
Menurut Muhibbin Syah, M.Ed. dalam bukunya ”Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”. Mendefinikan pendidikan sebagai ”Sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”. [1]
Kalau kita mencermati definisi di atas dijelaskan bahwa pendidikan adalah rangkaian sebuah proses atau bisa jadi proses itu sendiri yang berimplikasi logis terhadap pengetahuan, pemahaman, dan juga tingkah laku.peserta didik. Ada hal yang menarik yang dikemukakan oleh DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd dalam bukunya ”Administrasi Pendidikan Kontemporer”  beliau mengatakan ”Pendidikan mengandung pengertian yang luas dari pengajaran, karena sasaran pendidikan tidak hnya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak (peserta didik) secara menyeluruh”. [2]
Sedangkan sosialisasi dapat dipahami sebagai sebuah proses pengaruh, dipengaruhi, dan mempengaruhi aktivitas yang dengannya setiap individu dapat menyesuaikan diri. Walaupun pemahaman tersebut tersebut tidak memiliki rujukan yang jelas namun hal itu sangat menarik untuk didiskusikan.
Pemahaman tersebut tetap mengacu pada sebuah proses yakni sebuah upaya dalam berinteraksi, baik itu interaksi untuk dipahami atau memahami terhadap suatu objek oleh subjek atau subjek atas objek. Kalau dikaitkan dalam ranah pendidikan hal ini memberikan pemahaman adanya proses interaksi antara dirinya dengan dirinya maksudnya adalah upaya untuk menggali potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk dapat diaktualkan atau  dirinya dengan sesuatu yang berada di luar dirinya seperti keluarga, masyarakat, dan lingkungannya sehingga mempengaruhi cara berpikir, memahami, kemudian bertindak.
Satu hal yang perlu untuk dicamkan adalah bahwa yang menjadi subjek sekaligus objek dalam proses sosialisasi adalah diri, yang dengannya terbentuk kepribadian yang mencerminkan jati diri yang termanifestasi dalam aktualisasi diri (tingkah laku).
Dengan penjelasan singkat di atas, setidaknya dapat menjawab beberapa pertanyaan dalam bab pendahuluan tentang apa yang diinginkan oleh pendidikan dan sosialisasi. Sedangkan penjelasan atas pertanyaan selanjutnya adalah bahwa proses sosialisasi memang harus bermula dari diritanpa menafikan proses yang bersumber dari luar dirinya. Dalam sebuah makalah ”Sosiologi Pendidikan” oleh Gamar Al-Haddar dijelaskan, dimana menurut hemat penyusun hal tersebut merupakan proses sosialisasi yang merupakan respon dari sesuatu di luar dirinya. Dalam makalah tersebut dikatan bahwa agen sosialisasi meliputi : keluarga, teman bermain, sekolah, dan media massa. [3]    
Selanjutnya pemaparan agen sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut :
Ø  Kelurga merupakan agen pertama dalam sosialisasi yang ditemui anak pada awal perkembangannya.
Ø  Kelompok teman sebaya sebagai agen sosialisasi di mana si anak akan belajar tentang pengaturan peran orang-orang yang berkedudukan sederajat.
Ø  Sekolah sebagai agen sosialisasi merupakan institusi pendidikan di mana anak didik selama di sekolah aspek kemandirian, prestasi, universalisme.
Ø  Agen sosialisasi terakhir adalah media massa di mana melalui media massa sosialisasi pesan-pesan dan simbol-simbol yang disampaikan oleh berbagai media akan menimbulkan berbagai pendapat pula dalam masyarakat. [4]
Apa yang dipaparkan di atas sangat berpengaruh besar dalam kedirian anak didik dalam membentuk kepribadiannya dan bersikap (tingkah laku).
Untuk selanjutnya sebagai pelengkap makalah ini, penyusun akan membahas hal-hal yang menjadi sub tema dari materi kali ini dintaranya, perkembangan kepribadian dan kedirian, kepribadian sebagai faktor penyebab tingkah laku, dan kedirian dan kepribadian sebagai produk proses sosialisasi.

b. Perkembangan Kedirian Dan Kepribadian
Menurut Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc dalam bukunya ”Sosiologi Pendidikan” mengatakan bahwa ”Memahami diri merupakan awal untuk memiliki percaya diri dan harga diri, dimana selanjutnya seseorang akan memiliki jati diri yang sebenarnya sebagai seorang manusia”. [5]
Dalam menjelaskan tentang diri (perkembangan dalam mengenal diri), beliau sebelumnya mengutip sebuah pendapat dari Shomali, 1996:26, dikatakan bahwa ”salah satu manfaat praktis dalam mengenal diri adalah memungkinkan seseorang berkenalan akrab dengan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakat pribadinya. Ini amat membantu bagi seseorang dalam kehidupannya dan dapat mencegahnya, misalnya, dari memiliki bidang studi atau pekerjaan yang secara inheren tidak sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang Tuhan anugerahkan kepadanya”. [6]  
Dari pendapat kedua tokoh di atas, dapat diambil dua hal yang dengan dua hal tersebut semoga penyusun dapat lebih mudah untuk dapat memahami perkembangan kepribadian dan kedirian. Yang penyusun maksud dari dua hal tersebut adalah, pertama, memahami diri adalah langkah untuk memupuk rasa percaya diri, harga diri, serta jati diri,sedangkan yang kedua, memupuk rasa percaya diri, harga diri, serta jati diri hanya bisa dilakukan setelah orang tersebut mampu untuk mengenali kemampuan-kemapuan dan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.
Harga diri dan percaya diri yang berkembang sedemikian rupa pada akhirnya memang ditentukan seberapa jauh persepsi seseorang tentang dirinya, dimana nantinya perilaku ditampilkan dari percaya diri dan harga diri tersebut menimbulkan penilaian dari orang lain, hasil akhir dari penilaian orang tersebutlah akan menjadi jati dirinya, oleh karena itu perkembangan harga diri dan percaya diri akan bermuara pada jati diri, dimana seterusnya akan memunculkan kepribadian, identitas diri atau kedirian dan keunikan diri.[7]
Tentang kepribadian, identitas diri, dan keunikan diri Watloly, 2001:125 menjelaskan bahwa, kepribadian, yakni manusia dilihat sebagai satu kesatuan objek dengan skala nilai pada setiap saat. Faktor kepribadian ini juga mempunyai belbagai pengalaman dan unsur-unsur serta tahap-tahap pembentukannya dari waktu ke waktu. Identitas Diri atau Kedirian. Hal ini dapat dilihat dari kesatuan historis dan perkembangan pribadi seseorang yang terlibat dalam proses pembentukannya dari waktu ke waktu. Sedangkan Keunikan Diri menunjukkan bahwa manusia merupakan anggota yang unik tiada duanya dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.[8]

c. Kepribadian Sebagai Faktor Penyebab Tingkah Laku
Kepribadian merupakan sifat dan tingkah laku yang membedakannya dengan orang lain. dalam pembahasan sebelumnya  sudah dijelaskan hal-hal yang melahirkan atau membentuk kepribadian yang mana bentukan itu bisa dikarenakan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya (intern) dan juga sesuatu yang membentuk berasal dari sesuatu di luar dirinya (ekstern). Cuma ada hal yang menarik untuk dipertanyakan adalah sejauhmana faktor bentukan internal itu tidak akan terkontaminasi oleh faktor eksternal ? landasan kenapa pertanyaan ini muncul adalah karena manusia adalah makhluk sosial. Pertanyaan selanjutnya adalah, secara umum faktor mana, yang lebih dominan membentuk kepribadian manusia ? faktor internalkah ? atau faktor eksternal ? sehingga kepribadian ini nantinya akan berimlplikasi logis terhadap tingkah laku.

d. Kedirian Dan Kepribadian Sebagai Produk Proses Sosialisasi
Untuk mengambil kesimpulan, apakah kedirian dan kepribadian merupakan produk dari proses sosialisasi, hal tersebut pasti dengan sendirinya akan terjawab. Dimana sebuah proses yang telah dilakukan dalam pengenalan diri terhadap dirinya maupun pengenalan diri melalui sesuatu diluar dirinya adalah sebuah proses sosialisasi.




III.       PENUTUP
Sebagai kesimpulan dari penjabaran yang telah dikemukakan di atas adalah bahwa sebuah proses pembentukan karakter anak didik merupakan hasil dari sebuah proses sosialisasi pendidikan, baik sosialiasi langsung atau tidak langsung, yang pasti selama terjadi interaksi yang saling pengaruh, dipengaruhi, dan mempengaruhi suatu proses pengenalan diri, meningkatkan percaya diri atau jati diri dan pambentukan kepribadian akan terus berlangsung. Selagi ada proses maka semuanya bersifat dinamis, dinamis berarti terus selalu ada perubahan, dan adalam dunia ciptaan yang abadi hanyalah perubahan.


[1]. Muhibbin Syah, M. Ed. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”. Hal.12.
[2]. DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd “Administrasi Pendidikan Kontemporer”. Hal. 5
[3]. Gamar Al-Haddar. Dalam Makalah berjudul “Pendidikan Sebagai Proses Sosialisasi”.
[4]. Orcit.
[5]. Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc. ”Sosiologi Pendidikan”. Hal. 71
[6]. Idem.
[7]. Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc. ”Sosiologi Pendidikan”. Hal. 70
[8]. Lihat Drs. H. Muhyi Batubara, M.Sc. ”Sosiologi Pendidikan”. Hal. 70-71

0 comments:

Post a Comment