Reaksi Sepuluh Orang Yang Tidak Kenal ketika diajak tersenyum
Oleh : Ahmad Jumroni
1. Ibu-ibu dijalan yang sedang menggendong anaknya: Ketika saya ajak senyum dia hanya melihat dan bengong sambil berlalu begitu saja.
2. Ibu-ibu yang sedang ngobrol di depan rumahnya: Ketika saya lewat dan mengucapkan kata “permisi bu!” disertai dengan melemparkan senyuman, mereka membalas senyuman saya sambil mejawab “oya silahkan, dari mana de?” sayapun menjawab “dari depan bu”….
3. Bapak-bapak di mesjid: Sebelum shalat jum’at saya bertemu dengan seorang bapak dan saya melemparkan senyuman sambil mengajaknya berjabat tangan dan diapun membalas senyuman saya dan menyambut tangan saya sambil mengajak masuk mesjid
4. Ketika saya naik mobil ada seorang gadis, lalu saya bertanya padanya sambil melontarkan senyum padanya, saya bertanya: “Darimana hendak kemana neng?” Namun dia hanya senyum tipis dan tak menjawab pertanyaan saya
5. Wajah pas-pasan, terlihat sendirian nongkrong di halte. Cewek umur belasan sepulang dari sekolah, menunggu bis kopaja lewat. Ketika ku lempar senyum padanya, dia terlihat girang dan menyambut dengan obrolan yang gak penting. Ternyata tu cewek GR ngeliat wajahku yang ganteng. Mungkin senyuman ku membuat simpati sama tu cewek.
6. Anak-anak TPA yang suka jajan di warung dekat mushalah, kuhampri dengan senyum kasih sayang seperti memanjakan mereka. Dengan senyman saja ternyata mampu membawa kedekatanku dengan mereka. Seterusnya mereka selalu ramah dan memanggilku ketika bertemu di jalan atau tempat lain.
7. Dua orang akhwat (sebutan untuk para jilbabers) yang sedang berjalan di sekitar terminal depok.
“Assalamu’alaikum”, sapaku sambil tersenyum dan berlalu di hadapan mereka. “Wa’alaikumsalam…”, jawab mereka, kemudian terdiam sejenak dengan wajah heran dan saling berpandangan.
8. Kumpulan pemuda yang sedang minum miras di pinggir jalan.
Aku berjalan hendak melewati mereka. Beberapa orang memandangiku dengan tatapan yang sinis, menurutku. Tapi kemudian setelah dekat, kusapa mereka dengan, “misi bang…”, sambil tersenyum simpul. Spontan wajah mereka berubah ramah dan tersenyum lebar, serta serentak menjawab, “yuu…”.
9. Awal masuk STAIMI, aku merasa asing sebab semua orang di sekitarku tidak satupun yang aku kenal. Ketika aku masuk asrama, saat itu waktu sudah malam, belum sampai ke asrama (aku masih berada di depan gang menuju kampus) aku bertemu dengan seorang laki-laki yang berbadan besar dan tinggi, (belakangan aku tahu kalau dia adalah senior di STAIMI yang juga mahasiswa asrama) aku menyapanya dengan senyuman tanpa berkata. Akan tetapi betapa terkejutnya aku, dia malah membalas senyumanku dengan senyuman yang sangat ramah seolah dia mengenalku sambil bertanya, “mahasiswa asrama baru ya?”. “ya” jawabku. “ya sudah mari saya antar”, sambungnya. Dalam perjalanan menuju asram kami berkenalan dan akhirnya akrab.
10. Gara-gara salah jalan, aku nyasar yang seharusnya tujuan awalku menuju Ciputat, malah sampai ke Parung (maklum waktu itu baru awal-awal aku datang ke Depok). Aku kebingungan, mau bertanya ada rasa malu dan takut dan akhirnya aku punya ide cemerlang untuk mencari tahu arah menuju Ciputat. aku berdiri di pinggir jalan sambil baca buku, setiap ada yang lewat di depanku, aku menyapanya dengan senyuman. Berulang kali aku lakukan hal tersebut, sampai ada yang membalas senyumanku dengan senyuman, baru aku memberanikan diri untuk bertanya padanya tentang arah menuju Ciputat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment