Senyum

Posted by Unknown On Saturday, 21 May 2011 0 comments


Reaksi Sepuluh Orang Yang Tidak Kenal ketika diajak tersenyum
Oleh : Ahmad Jumroni


1.      Ibu-ibu dijalan yang sedang menggendong anaknya: Ketika saya ajak senyum dia hanya melihat dan bengong sambil berlalu begitu saja.
2.      Ibu-ibu yang sedang ngobrol di depan rumahnya: Ketika saya lewat dan mengucapkan kata “permisi bu!” disertai dengan melemparkan senyuman, mereka membalas senyuman saya sambil mejawab “oya silahkan, dari mana de?” sayapun menjawab “dari depan bu”….
3.      Bapak-bapak di mesjid: Sebelum shalat jum’at saya bertemu dengan seorang bapak dan saya melemparkan senyuman sambil mengajaknya berjabat tangan dan diapun membalas senyuman saya dan menyambut tangan saya sambil mengajak masuk mesjid
4.       Ketika saya naik mobil ada seorang gadis, lalu saya bertanya padanya sambil melontarkan senyum padanya, saya bertanya: “Darimana hendak kemana neng?” Namun dia hanya senyum tipis dan tak menjawab pertanyaan saya
5.      Wajah pas-pasan, terlihat sendirian nongkrong di halte. Cewek umur belasan sepulang dari sekolah, menunggu bis kopaja lewat. Ketika ku lempar senyum padanya, dia terlihat girang dan menyambut dengan obrolan yang gak penting. Ternyata tu cewek GR ngeliat wajahku yang ganteng. Mungkin senyuman ku  membuat simpati sama tu cewek.
6.      Anak-anak TPA yang suka jajan di warung dekat mushalah, kuhampri dengan senyum kasih sayang seperti memanjakan mereka. Dengan senyman saja ternyata mampu membawa kedekatanku dengan mereka. Seterusnya mereka selalu ramah dan memanggilku ketika bertemu di jalan atau tempat lain.
7.      Dua orang akhwat (sebutan untuk para jilbabers) yang sedang berjalan di sekitar terminal depok.
“Assalamu’alaikum”, sapaku sambil tersenyum dan berlalu di hadapan mereka. “Wa’alaikumsalam…”, jawab mereka, kemudian terdiam sejenak dengan wajah heran dan saling berpandangan.
8.      Kumpulan pemuda yang sedang minum miras di pinggir jalan.
Aku berjalan hendak melewati mereka. Beberapa orang memandangiku dengan tatapan yang sinis, menurutku. Tapi kemudian setelah dekat, kusapa mereka dengan, “misi bang…”, sambil tersenyum simpul. Spontan wajah mereka berubah ramah dan tersenyum lebar, serta serentak menjawab, “yuu…”.
9.      Awal masuk STAIMI, aku merasa asing sebab semua orang di sekitarku tidak satupun yang aku kenal. Ketika aku masuk asrama, saat itu  waktu sudah malam, belum sampai ke asrama (aku masih berada di depan gang menuju kampus) aku bertemu dengan seorang laki-laki yang berbadan besar dan tinggi, (belakangan aku tahu kalau dia adalah senior di STAIMI yang juga mahasiswa asrama) aku menyapanya dengan senyuman tanpa berkata. Akan tetapi betapa terkejutnya aku, dia malah membalas senyumanku dengan senyuman yang sangat ramah seolah dia mengenalku sambil bertanya, “mahasiswa asrama baru ya?”. “ya” jawabku. “ya sudah mari saya antar”, sambungnya. Dalam perjalanan menuju asram kami berkenalan dan akhirnya akrab.
10.  Gara-gara salah jalan,  aku nyasar  yang seharusnya tujuan awalku menuju Ciputat, malah sampai ke Parung (maklum waktu itu baru awal-awal aku datang ke Depok). Aku kebingungan, mau bertanya ada rasa malu dan takut dan akhirnya aku punya ide cemerlang untuk mencari tahu arah menuju Ciputat. aku berdiri di pinggir jalan sambil baca buku, setiap ada yang lewat di depanku, aku menyapanya dengan senyuman. Berulang kali aku lakukan hal tersebut, sampai ada yang membalas senyumanku dengan senyuman, baru aku memberanikan diri untuk bertanya padanya tentang arah menuju Ciputat.

    AKU DA KAU

    Posted by Unknown On 0 comments

    “KAU INI BAGAIMANA ?...” atau “AKU HARUS BAGAIMANA ?...”

    Kau Ini Bagaimana, Atau Aku Harus Bagaimana
    Kau Ini Bagaimana, Lang Aku Merdeka Kau Memilihkan Untukku Segalanya
    Kau Suruh Aku Berfikir Aku Berfikir Kau Tuduh Aku Kafir
    Ku Harus Bagaimana, Kau Bilang Bergeraklah, Aku Bergerak Kau Curigai
    Kau Bilang Jangan Banyak Tingkah, Aku Diam Saja Kau Waspadai
    Kau Ini Bagaimana, Kau Suruh Aku Memegang Prinsip, Aku Memegang Prinsip Kau Tuduh Aku Kaku, Kau Suruh Aku Toleran, Aku Toleran Kau Bilang Aku Plin Plan
    Aku Harus Bagaimana, Aku Kau Suruh Maju, Aku Mau Maju Kau Selimpung Kaku Ku, Kau Sruh Aku Bekerja, Aku Bekerja. Kau Suruh Aku Taqwa, Khutbah Keagamaan Mu Membuat Ku Sakit Jiwa. Kau Suruh Aku Mengikuti Mu, Langkahmu Tak Jelas Arahnya, Aku Haus Bagaimana, Aku Kau Suruh Menghormati Hokum, Kebijaksanaan Mu Menyepelekannya, Aku Kau Suruh Berdisiplin, Kau Menyontohkan Yang Lain, Kau Ini Bagaimana, Kau Bilang Tuhan Sangat Dekat, Kau Sendiri Memnggil-Manggilnya Dengan Pengeras Suara Setiap Saat. Kau Bilang Kau Suka Damai, Kau Ajak Aku Stiap Hari Bertikai, Aku Harus Bagaimana, Aku Kau Suruh Aku Membangun, Aku Membangun,Kau Merusakkannya, Aku Kau Suruhmenabung, Aku Menabung, Kau Menghabiskannya, Kau Inibagaimana, Kau Suruh Aku Menggarap Wsawah, Sawah Ku Kau Tanamai Rumah-Rumah, Kau Bilanh Aku Harus Punya Rumah, Aku Punya Rumah, Kau Meratakannya Dengan Tanah, Aku Hars Bagaimana, Aku Kau Larang Berjudi, Permainan Spekulasimu Menjadi-Jadi, Aku Kau Suruh Bertanggung Jawab, Kau Sendiri Terus Berucap Wallahu A’lam Bisshawab, Kau Ini Bagaimana Kau Suruh Aku Jujur, Aku Jujur Kau Tipu Aku, Kau Suruh Aku Sabar, Aku Sabar Kau Injak Tengkuk Ku, Aku Hrus Bagaimana, Aku Kau Suruh Memilihmu Menjadi Wakil Ku, Sudah Ku Pilih, Kau Bertindak Sendiri Semaumu, Kau Bilang Kau Selalu Memikirkan Ku, Aku Sapa Saja Kau Selalu Terganggu, Kau Ini Bagaimana, Kau Bilang Bicaralah, Ku Bicara, Kau Bilang Aku Ceriwis, Kau Bilang Jangan Banyak Bicara, Aku Bungkam Kau Tuduh Aku Apatis, Aku Harus Bagaimana, Kau Bilang Kritiklah, Aku Krutuk Kau Marah, Kau Bilang Carikan Alternatifnya, Akun Kasih Alternative Kau Bilang Jangan Mendikte Saja, Kau Ini Bagamana, Aku Bilang Terserah Kau, Kau Tidak Mau, Aku Bilang Erserahkita Kau Tak Suka, Aku Bilang Terserah Aku, Kau Memakiku, Kau Ini Bagaimana, Atau Aku Harus Bagaimana , 1987.

    HAKIKAT MIMPI DALAM PERSPEKTIF AYATULLAH AL-UZMA MAKARIM SYIRAZI.

    Bismillah.
    Allahumma Shalli ‘Alaa Muhammad Wa Aali Muhammad.

    Sebelum Menyimak Penjabaran Beliau Tentang Hakikat Mimpi, Ku Akan Berceloteh Sedikit Mengenai Tema Note Ini.

    Beberapa Bulan Yang Lalu, Ku Pernah Menulis Note Yang Berjudul, “Diri Ku Yang Lain, Yang Hadir Di Mimpi Ku.” Dalam Paragraf Kedua Note Itu Ku Menulis Sebuah Defenisi “Serampangan” Tentang Mimpi, Bahwa, “Kata Kebanyakan Orang, Mimpi Adalah Bunga Tidur. Juga Kata Sebagian Orang, Mimpi Adalah Isyarat-Isyarat Yang Mempunyai Korelasi Dengan Dunia Nyata. Sedangkan Kata Sedikit Orang, Mimpi Adalah aktivitas Psikis Yang Terjadi Di Alam Bawah Sadar Sebagai Efek Dari Aktivitas Psikis Di Alam Sadar.” (Kata Ku Tanpa Rujukan).

    Namanya Juga Defenisi “Serampangan”, Maka Mengundang Tanda Tanya Atas Sebuah Defenisi Adalah Suatu Hal Yang Wajar. Tapi Juga Jangan Heran Ketika Membaca Pemaparan Beliau Nantinya, Ada Kemiripan Defenisi Dari Beberapa Pendapat Yang Beliau Kutip. (Hehehe, Yang Pastinya Bukan Pendapat Ku Yang Beliau Kutip). ^_^
    Okey, Mari Kita Baca Dan Telaah Bersama Penjelasan Beliau Tentang Mimpi, Atau Apakah Hakikat Mimpi Itu ?...
    Ada Beberapa Pandangan-Pandangan Yang Berbeda Dalam Menanggapi Hakikat mimpi Secara Ringkas. Terdapat Interpretasi Yang Sangat Beragam Tentang Realitas Mimpi, Yang Dapat Di Kalam Dua Bagian :
    1. Interpretasi Materi
    2. Interpretasi Non-Materi.

    PARA PENGANUT MATERIALISME Mengatakan Bahwa Mimpi Bisa Terjadi Karena Beberapa Sebab, Antara Lain :

    a. Mungkin Saja Mimpi Merupakan Hasil Langsung Dari Pekerjaan-Pekerjaan Harian Manusia. Yaitu, ejadian Yang Menimpa Seseorang Pada Hari Sebelumnya Dan Tercerap Di Dalam Pikirannya Pada Saat Tidur.

    b. Mungkin Juga Mimpi Merupakan Sebuah Rangkaian Sugesti Dan Harapan Yang Tak Tergapai. Seseorang Yang Tetidur Dalam Keadaan Haus, Ia Akan Melhat Air Di Dalam Tidurnya. Dan Seseorang Yang Sedang Menunggu Keberangatan Untuk Suatu Perjalanan, Ia Akan Meihat Kedatangannya Dalam Mimpinya.

    c. Mungkin Juga Ketakutan Terhadap Sesuatu Telah Menyebabkan Seseorang Mengalami Ketakutan Tersebut Di Dalam Mimpinya. Hal Ini Telah Terulang Beberapa Kali Pada Orang-Orang Yang Takut Kepada Pencuri Dan Ia Malah Melihat Kehadiran Pencuri Di Dalam Mimpinya.

    Freud Dan Penganut Ajarannya Mempunyai Intepretasi Materi Yang Lain Terhadap Mimpi. Mereka Menegaskan Bahwa Tidur Dan Mimpi Merupakan Sebuah Pemuasan Terhadap Hasrat Dan Keinginan-KeinginanYang Tak Terpenuhi Dan Tetindas Yang Senantiasa Hadir Di Alam Sadar Seseorang Dengan Perbahan-Perubahan (Tertentu) Untuk Mengelabui Dirinya (Aku)-nya.
    Setelah Mengakui Statemen Bahwa Jika Manusia Meliputi Dua Bagian, Yaitu Alam Sadar (Bagian Yang Mempnyai Korelasi Dengan Pemikiran-Pemikiran Harian Dan Pengetahuan Terhadap Kehendak Dan Ikhtiarnya), Dan Alam Bawah Sadar (Bagian Yang Masih Tersembunyi Di Dalam Bathinnya Dalam Bentuk Sebuah Hasrat Yang Belm Terpuaskan), Maka Mereka Mengatakan, “Seringkali Terjadi Hasrat Yang Terjadi Dalam Diri Kita – Karna Satu Dan Lain Hal – Kita Tidak Mampu Memenuhinya, Serta Tersimpan Di Dalam Bathin Kita, Ketika Kita Tidur Dan Sistem Alam Sadar Kita Tidak Aktif, Hasrat Tersebut - Demi Sebah Pemuasan Yang Bersifat Imajinatif – Datang Menghampiri Alam Sadar Kita. Kadang-Kadang Hasrat Tersebut Menjelma Tanpa Sedikitpun Perubahan, Seperti Mimpi Seorang Yang Jatuh Melihat Kekasihnya Di Dalam Mimpinya, Dan Kadang-Kadang Ia Berubah Wujud Dan Menjelma Dalam Bentuk-Bentuk Yang Sesuai Yang Dalam Hal Ini, Mimpi Itu Perlu Penta’biran.
    Atas Dasar Ini, Mimpi Senantiasa Mempunyai Interaksi Dengan Masa Lalu, Dan Sama Sekali Tidak Menyampaikan Berita Tentang Masa Yang Akan Datang. Mimipi Hanya Bisa Digunakan Untuk Membaca Rasio Bawah Sadar. Dan Oleh Karena Itu, Tidur Para Pasien Bisa Digunakan Sebagai Alat Bantu Penyembuhan Penyakit-Penyakit Kejiwaan Dengan Berdasarkan Pada Penemuan Rasio Bawah Sadar.”
    Sebagian Dari Para ahli Nutrisi Mengklaim Adanya Hubungan Antara Mimpi Dan Kebutuhan Badan Pada Gizi Dan Menyakini, Misalnya : Apabila Seseorang Bermimpi Giginya Mengeluarkan Darah, Ini Berarti Ia Kekurangan Vitamin C.
    AKAN TETAPI FILOSOF IDEALIS Mempunyai Interpretasi Yang Lain Tentang Mimpi. Mereka Mengatakan Bahwa Mimpi Bisa Dibagi Dalam Beberapa Bagian, Antara Lain :
    a. Mimpi Yang Mempunya Hubungan Dengan Kehidupan, Hasrat, Dan Harapan Masa Lalu. Hal Ini Merupakan Bagian Penting Yang Membentuk Mimpi Manusia.

    b. Mimpi Menakutkan Dan Tak Bermakna Yang Merupakan Akibat Dari Aktivitas Imajinasi Dan Khayalan, (Meskipun Hal Itu Bisa Jadi Mempunyai Motif Psikologis).
    c. Mimpi Yang Berkaitan Dengan MasaYang Akan Datang Dan Memberikan Kesaksian Tentangnya.

    Tanpa Ragu Lagi Bahwa Mimpi Yang Mempunyai Hubungan Dengan Kehidupan Masa Lalu Dan Merupakan Cerapan Kejadian-Kejadian Yang Telah Dilami Oleh Manusia Pada Sepanjang Kehidupannya, Tidaklah Mempunyai Makna Yang Khas. Demikian Juga Dengan Tidur Yang Tidak Tenang Dan Tidur Mengigau Yang Merupakan Hasil Dari Pikiran Yang Tidak Tenang, Sebagaimana Juga Mimpi Yang Biasa Dialami Oleh Orang Yang Memiliki Penyakit Panas Tinggi Dan MengigauTidaklah Mempunyai Makna Dan Ta’bir Yang Khusus Mengenai Kejadian Hidup Di Masa Mendatang, Meskipun Para Psikolog Dan Psikiater Menggunakannya Sebagai Sebuah Peluang Untuk Menemukan Akal Bawah Sadar Manusia Dan Menggunkannya Sebaga Kunci Untuk Penyembuhan Penyakit Psikologis. Dari Sini Diketahui Bahwa Ta’bir Mimpi Mereka Ditujukan Untuk Menemukan Rahasia-Rahasia Kejiwaan Dan Sumber Penyakit, Bukannya Untuk Mengeahui Kejadian Hidup Di Masa Mendatang.

    Akan Tetapi, Mimpi Yang Berhubungan Dengan Masa Mendatang juga Mempunyai Dua Bagian, Antara Lain :

    1. Mimpi Yang Merupakan Pengungkap Kejadian Masa`Datang Yag Sangat Jelas Sehinggan Tidak membutuhkan Ta’bir Lagi, Dan Terkadang Tanpa Terdapat Sedikitpun Perbedaan Dan Sangat Menakjubkan. Hal Ini Benar-Benar Menjadi Kenyataan Di Masa Datang, Baik Dalam Waktu Dekat Maupun Jauh.

    2. Mimpi Yang Selain Merpakan Ungkapan Dari Kejaian Masa Datang, Juga Telah Mengalami Perubahan Dan Membutuhkan Ta’bir, Karena Adanya Faktor-Faktor Intelegensi Dan Spiritul Yang Khas.

    Untuk Setiap Mimpi tersebut Terdapat Contoh Yang Begitu Banyak Yang Secara Keeluruhannya Tidak Bi Dipungkiri. Hak Ini Tidah Hanya Telah Disebutkan Dalam Literatur Agama Maupun Kitab-Kitab Sejarah, Bahkan Sering Pulla Teradi Dlam Kehidupan Kita Dan Orang-Orang Yang Kita Kenal Dengan Sedemikian Jeasnya, Sehingga Tidak Bisa Dikatakan Bhwa Semua ItuMerupakan Sebuah Akibat Yang Terjadi Secara Kebetulan.